Mendadak Scientia Square Park


"Apap jangan kerjaaaaa..." mulut kecilnya merajuk pagi ini.
Waktu tiga minggu tidak bersama serta drama kangen apap masih melekat kuat.

Sementara itu, bapak berwajah garang tapi berhati serba pink ini tak kuasa mendengar bujuk rayu anak laki-lakinya.
Konsep family-man yang dibangun dan selalu berupaya diterapkan untuk anak dan istrinya tetap terjaga sampai hari ini.
Apalagi kini ia memiliki anak perempuan.
Ia ingin anak perempuannya menjatuhkan predikat cinta pertama padanya.

Setelah memutuskan untuk mengajukan cuti, pagi itu pikiran seorang istri yang tak mau rugi mengajak suaminya sekalian pergi.
"Pap, kemana dong..masa cuti awal tahun di rumah aja? Yang deket aja lah.. Scientia Park gimana?".

Tanpa basa-basi saya langsung mengemasi bekal, memandikan anak-anak sekaligus merapikannya.
Satu setengah jam kemudian kami tiba di tempat.

Scientia Square Park yang hanya berjarak tiga puluh menit dari rumah tak menemukan kendala dalam perjalanannya. Kawasan Serpong yang memang tak sering macet membuat kami tiba lebih cepat.
Tentu saja kakang Z sudah tak sabar bertemu keledai yang telah kami ceritakan sebelumnya.

Ini kali pertama kami ke Scientia Square Park.
Penasaran saja, ingin tahu tempat rekreasi yang digadang-gadang menggabungkan konsep edukasi yang bernuansakan alam ini, orang-orang bilang cocok untuk masyarakat perkotaan yang rindu suasana tenang.

Baca juga : Kuntum Farmfield Wisata Alam Ramah Anak


Kami memulai perjalanan dengan membeli tiga tiket seharga Rp. 25.000 per kepala.
Harga tiket masuk weekend Rp. 75.000,- weekday di bulan Pebruari Rp. 35.000,-
Serta mendapatkan voucher Rp. 10.000,- untuk masuk Barn Owl Cafe.

Sedangkan jam operasional Scientia Park dimulai lebih pagi dari tempat rekreasi lain.
Pukul 07.00 sampai 21.00 pada weekdays.
Dan pukul 06.00 sampai 23.00 pada weekend.
Setelah membayar tiket kami mendapatkan gelang khusus dari pengelola sebagai tanda masuk.
Kami boleh keluar masuk selama menggunakan gelang tersebut dihari yang sama.

Sebelumnya kami menawarkan kakang Z bermain air terlebih dahulu, masih sepi saat itu. Saya pikir dia akan tertarik dan waktu yang tepat dikarenakan masih pagi.
Tapi ternyata kakang Z menolak.
Kondisi Water Playground saat masih sepi
Akhirnya tujuan pertama kami tentu saja mengunjungi hewan-hewan sebagai tujuan utama kakang Z.
Melihat tempat berlatih wall climbing dan inline skate yang mungkin menjadi tempat favorit para remaja yang ingin berolahraga.
Adapula wahana ATV untuk menantang adrenalin anak-anak. Saat ini kami melewatkan wahana ini.


Memilih melewati sawah dan menceritakan proses awal mula nasi yang kita makan sehari-hari.
Kakang Z tentu saja tak asing dengan sawah. Bagian belakang rumah engkong dan encim di Bandung masih terdapat sawah dan sering sekali ia bermain disana.

Awalnya pengen sekalian mampir ke Arumdalu, namun sayang kabarnya bunga matahari baru mekar di pertengahan Februari.
Jadi kita hanya foto didepan pintu masuk yang instagramable itu.
Pintu masuk Arumdalu

Bagian yang menarik bagi saya di Scientia Square Park ini, ada pada hewan Alpaca karena kali pertama melihatnya.
Ternyata lucu ya, mirip unta! Serupa tapi tak sama.
Bulunya macam domba, badannya mirip unta.
Kakang Z sempat mengelus-elus badannya.
Sebelum beralih pada keledai.
Didepan kura-kura

Keledai

Alpaca

Kemudian kakang Z dan Apap mengunjungi rumah kelinci dan hewan unggas.
Sedangkan saya mencari tempat lebih sejuk dikarenakan adik Z meminta jatah minum. Melihat tanaman hidroponik dan kolam ikan didepannya.

Tanaman hidroponik

Kabarnya jika musim tanam tiba pengunjung diberi kesempatan untuk menanam padi dan bermain dengan kerbau.
Bagi masyarakat kota, konsep tempat rekreasi semacam ini mungkin perlu didatangi sebagai alternatif pilihan berlibur di mall.

Hampir pukul 11.00 setelah kakang Z dan apap mengunjungi tempat kuda. Sebagai hewan favorit kakang, kemudian mereka kembali.



Mata kakang telah memerah, dia bangun subuh tadi dan pasti jadwal mengantuk sudah datang lagi.
Kami membiarkannya istirahat sejenak lalu memakan camilan yang kami bawa dari rumah.
Lalu ia bersandar pada kursi yang rupanya seperti kasur. Matanya berat lalu kami izinkan dia tidur.

Sesaat sebelum tidur

Tak sampai lima menit ia tertidur dengan cepat. Sungguh lucu, tertidur tak kenal tempat.

Hingga sampai waktu makan siang tiba, ia terbangun.
Ternyata kakang Z ingat ingin berenang, tengah siang hari begini?
Tentu saja kami merayunya untuk berenang di waktu lain. Tapi kamipun terlanjur janji, maka memutuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu. Dan menunggu matahari sedikit meredup.


Kakang Z berenang dalam wahana yang mereka sebut O Splash Water Playground, tepatnya bermain air dengan gembira.
Kolam yang memang diperuntukkan untuk anak-anak itu menjadi sarana lain yang menarik di Scientia Square Park.

Untuk bagian lainnya saya rasa cukup, karena kakang Z pernah melewati pengalaman bertemu hewan lebih dari ini.
Dapat memberi makan dan minum dan berinteraksi secara langsung.

Berkunjung ke Scientia Square Park di hari kerja rasanya pilihan yang tepat, tidak terlalu padat pengunjung.
Bagi kakang Z semuanya terasa menyenangkan.
Yang penting ia lakukan bersama Amam Apapnya.



Hari ini menjadi obat kerinduan anak dan apap setelah tiga minggu tak bersama.
Semakin membuat hati mereka terisi.

Hidup tak melulu soal kerja, ujarnya.
Harus seimbang antara kerja dan kehidupan berkeluarga.
Bagaimana bisa membangun anak-anak sholeh sholeha jika yang dipikirkan hanyalah dunia.
Sedangkan anak-anak adalah tabungan kita.

Pak, hampir sembilan tahun menikah dan tujuh belas tahun bersama, banyak sekali yang berubah.
Tapi sebagaimana perubahan itu terarah, jika kau lakukan untukku dan anak-anak, maka aku akan tetap cinta.
Dan cinta ini layak diperjuangkan untuk mengukir banyak ceritađź’“

Tidak ada komentar