Lakukan Ini, Untuk Deteksi Kanker Sejak Dini


Melewati tanggal 4 Februari sebagai hari kanker sedunia, banyak menguar memori bagi saya. Peringatan ini bertujuan agar kita banyak meningkatkan kesadaran terhadap kanker, mencegah terjadi, dapat mendeteksi dini serta bagaimana cara mengobati. Ingatan saya memutar pada satu tahun lalu, menjadi seorang cancer caregiver yang banyak membawa dampak. Mulanya timbul banyak ragam kecemasan yang terjadi, setelah melepaskan orang terkasih pergi selama-lamanya setelah berjuang melewati kanker.


Pada sisi lain kejadian tersebut membawa dampak positif yang menjadikan saya lebih mawas diri terhadap kesehatan. Tidak mengabaikan satu alarm tubuh sedikit pun jika saja hal itu terjadi. Kenyataan bahwa penderita kanker tidak memandang usia, seakan menjadi fakta pahit yang banyak terjadi di Indonesia. Dikarenakan pada penderita awal sulit mengetahui gejalanya yang tidak terlalu signifikan. 


Apa itu Kanker?

Dikutip dari Kementerian Kesehatan, penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular. Awal mula kanker ditandai dengan adanya sel atau jaringan abnormal yang bersifat ganas. Jaringan ini tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderitanya. Penyebarannya (metastasis) sel kanker ini dapat melalui jaringan darah, maupun pembuluh getah bening. 


Kanker di Indonesia Berada Pada Urutan 8 di Asia Tenggara dan Urutan 23 di Asia

Peringatan hari kanker sedunia bertujuan untuk mengajak semua agar meningkatkan kesadaran mendeteksi kanker sejak dini. Sehingga dapat mengurangi beban akibat penyakit kanker ini.


Menurut data pada Kementerian Kesehatan tahun 2019. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru, yang diikuti dengan kanker hati. Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara, yang diikuti kanker leher rahim.


Mengenal Gejala dan Beragam Tes Untuk Mendeteksi Dini Kanker

Penyakit ganas yang dapat menggerogoti tubuh penderita hingga mengakibatkan kematian ini tentu menjadi salah satu penyakit yang paling mengerikan. Menerima kenyataan diagnosis yang disampaikan dokter bagai dunia terasa berhenti berputar.

Bayang-bayang kematian seakan di depan mata. Tentu saja untuk menghindari hal demikian perlunya kita meningkatkan kesadaran mendeteksi adanya kelainan terhadap tubuh kita.


Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker berdasarkan jenisnya :

1. Kanker leher rahim atau serviks

Kanker yang terdapat pada bagian yang menghubungkan rahim dan vagina atau disebut juga leher rahim. Biasanya disebabkan oleh virus HPV. Pada awal mulanya tidak tampak gejala yang mencemaskan sampai tahapan lebih lanjut dengan menunjukkan gejala seperti :

• Nyeri saat berhubungan seks

• Siklus haid yang berubah

• Cairan dari vagina atau keputihan yang tidak normal bahkan dapat mengeluarkan darah

• Nyeri hebat sekitar panggul, kaki dan punggung

• Penyumbatan pada ureter dan ginjal yang menyebabkan buang air kecil bermasalah

• Urine dan tinja masuk ke dalam vagina

• Kehilangan berat badan secara drastis


Periksakan diri ke dokter apabila memiliki gejala seperti diatas. Adapun jenis pemeriksaan yang sapat dilakukan seperti :

1. Pemeriksaan Papsmear



Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel sel pada leher rahim untuk selanjutnya dianalisis 

Tes yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan sel abnormal di dalam rahim dan leher rahim (serviks)

2. Pemeriksaan HPV

Pemeriksaan ini merupakan suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi virus HPV dilakukan dengan mengambil sel-sel dari dalam rahim dan leher rahim. Biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan HPV ini apabila hasil papsmear menunjukkan hasil yang abnormal.


Pemeriksaan HPV menunjukkan adanya virus HPV yang berkembang di dalam tubuh, yang bisa berisiko menjadi penyebab kanker serviks.

3. IVA

Pada daerah dengan fasilitas yang kurang memadai, pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat) dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Dengan harga yang rela terjangkau, pemeriksaan ini pun dapat dilakukan di puskesmas terdekat.


2. Kanker Payudara

Penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya sel-sel kanker di bagian payudara.

Beberapa gejala yang dapat dicurigai yaitu:

• Timbul benjolan lunak atau keras yang tidak sakit di payudara

• Terkadang payudara atau puting terasa nyeri

• Bentuk puting seperti tertarik ke arah dalam, diikuti dengan perubahan warna kulit yang muncul ruam, terkadang bersisik atau menebal.

• Keluar cairan berwarna kuning, coklat atau merah 

• Kehilangan berat badan secara drastis.


Untuk memeriksa lebih lanjut, jika timbul gejala seperti demikian dapat dilakukan.

• Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

• Mammografi atau mammogram, tujuannya untuk melihat ada tidaknya jaringan abnormal yang tumbuh pada payudara.

• Tumor marker kanker payudara, tes ini dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara. Dapat juga dilakukan untuk mendeteksi kambuhnya penyakit kanker payudara serta memantau efektivitas terapi terhadap pasien kanker.


3. Kanker Usus Besar

Jenis kanker yang muncul pada usus besar. Disebut juga dengan kanker kolorektal. Pada awal mulanya kanker ini tidak bergejala serius, tetapi dengan pertumbuhan kanker yang cepat dapat menimbulkan beberapa gejala berikut :

• Adanya gangguan pencernaan seperti diare bahkan sembelit yang sulit sembuh

• Adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang berlangsung cukup lama

• Keinginan buang air besar yang tidak tuntas bahkan BAB yang sering berdarah.

• Mudah lelah, dan penurunan berat badan yang drastis.


Jika hal tersebut diketahui sejak dini, yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker usus ialah :

• Pemeriksaan tinja, dengan mengambil sampel tinja untuk mengetahui adanya bakteri atau parasit yang terdapat dalam tinja.

• Kolonoskopi

Pemeriksaan dengan memasukkan alat berbentuk tabung yang lebih panjang, tipis, fleksibel, dan ringan yang dimasukkan melalui anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan seluruh usus.

• Tes sigmoidoskopi

Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk tabung pendek, tipis, fleksibel, dan ringan yang dimasukkan melalui rektum hingga ke dalam usus besar.

• Tes Kolonoskopi

Pemeriksaan dengan menggunakan alat menyerupai tabung panjang, tipis dan elastis yang dimasukkan ke dalam anus. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya polip atau kanker di dalam rektum dan usus secara keseluruhan.


4. Kanker Prostat

Jenis kanker ini terjadi di bagian prostat, yaitu kelenjar kecil yang menghasilkan cairan mani dan mengangkut sperma.


Biasanya ditandai dengan gejala yang dialami seperti : 

1. Kesulitan mengeluarkan urine disertai rasa sakit

2. Sering merasa ingin buang air kecil di malam hari 

3. Sering merasa buang kecil tidak tuntas

4. Ada darah dalam urine

5. Pinggul, punggung (tulang belakang), dada (tulang rusuk), atau daerah lain terasa sakit

6. Bisa terjadi disfungsi ereksi atau kesulitan ereksi

7. Kehilangan kontrol buang air kecil


Pemeriksaan yang dapat dilakukan jika gejala di atas terjadi yaitu:

1. Pemeriksaan anus atau digital rectal exam (DRE)

Pemeriksaan ukuran prostat dengan jari oleh dokter, meski pemeriksaan ini sulit mendeteksi kanker apalagi pada tahap awal.

2 . Tes Prostate Specific Antigen (PSA)

Melakukan pemeriksaan kanker prostat ini dapat dilakukan pada pria dengan usia 40 - 75 tahun yang berpotensi karena keluarga pernah mengalami riwayat kanker prostat.


PSA adalah protein yang dihadapi oleh jaringan kanker prostat. Namun, bukan berarti juga tidak setiap PSA tinggi diakibatkan oleh kanker prostat.


5. Kanker paru-paru

Adanya batuk kronis yang tak kunjung sembuh disertai keluarnya darah sudah menjadi tanda kelanjutan kanker paru-paru. Disertai sakit dada saat bernafas, mengi dan sering terjadinya infeksi.


Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan:

1. Foto rontgen dan ct scan paru

2. Pemeriksaan dahak dan biopsi paru

3. Endoskopi atau bronkoskopi paru


Pemeriksaan ini dapat disarankan mulai usia 55 tahun apalagi perokok aktif.


6. Kanker Hati

Kanker hati dapat terbagi menjadi 2 yaitu primer dan sekunder. Kanker hati primer berkembang ketika sel kanker muncul di dalam organ hati. Sedangkan kanker sekunder muncul akibat sel kanker dari organ lain menyerang hati. 


Adapun gejala yang muncul seperti :

•Berat badan yang menurun karena mual muntah Kehilangan nafsu makan

• Mudah lelah

• Adanya pembengkakan perut akibat penumpukan cairan

• Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning


Kanker ini dapat dideteksi dengan beragam pemeriksaan darah di laboratorium lengkap. Kemudian dapat melakukan tes pencitraan dilanjutkan dengan laparoskopi atau biopsi.


7. Kanker darah

Kanker darah atau leukemia adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel darah, misalnya sel darah putih dan limfosit.

Kanker darah bisa menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

• Demam atau menggigil

• Banyak Kehilangan berat badan


Apa yang perlu dilakukan jika kerabat terkena kanker?

Menerima vonis kanker memang terasa berat, dunia seakan runtuh bukan hanya peribahasa semata. Begitupun yang dirasakan ketika mendampingi suami setahun lalu. 


Seorang cancer caregiver perlu hadir secara utuh untuk mendampingi pasien kanker agar senantiasa semangat menjalani pengobatan. Menerima vonis serta menjalankan beragam pengobatan seringkali membuat pasien merasa sedih bahkan depresi terhadap semua perubahan yang kemungkinan akan terjadi. Disinilah peran pendamping yang bisa menjadi kekuatan bagi pasien untuk kembali bangkit.


Tidak mudah menerima kenyataan bahwa kita menjadi bagiannya. Apalagi ketika pasien diketahui telah berada pada stadium akhir. Hanya kepada Allah kami meminta, agar terhindar dari beragam penyakit berbahaya. Serta semoga Allah senantiasa menjaga kita semua.


Melakukan deteksi dini dengan diharapkan dapat menekan pertumbuhan sel kanker yang cepat.

Melalui peringatan Hari Kanker pula dapat menjadi sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap kanker. 


Semoga ada kebaikan dalam catatan ini.


Tidak ada komentar