Penyebab Kemunduran Kemandirian Anak

 



Menjadi ibu dengan dua orang anak saat ini menjadi kebahagiaan terbesar bagi saya. Penantian bertahun lamanya seakan terbayar dengan hadirnya malaikat kecil yang kini menjadi sumber motivasi terbesar dalam kehidupan ini.

Namun, tentu saja perjalanannya ini tak selalu indah bak kisah di negeri dongeng. Saya mengalami kehidupan yang up and down semenjak berubah status menjadi seorang ibu dua anak. Berupaya terus menyeimbangkan perlakuan terhadap keduanya.

Kisah dimulai ketika Kakang Z menunjukkan hal yang tak biasa. Ini berlangsung ketika ia baru saja menerima kehadiran Adik Z. Terkadang ia menolak makan sendiri, sedikit-sedikit selalu mau dilayani. Padahal masyaallah Kakang Z telah mampu mandiri sejak usianya yang kedua. Sedikitnya untuk memenuhi kebutuhan hariannya sendiri.

Kejadian terus berlanjut hingga ia tak mau ditinggal saat buang air besar. Padahal ia selalu merasa 'berani', mampu menaklukkan ketakutannya sendiri. Selanjutnya, saya mulai sedikit gusar. Mencari tahu penyebab mengapa Kakang Z seakan menjadi tidak percaya diri?

Apa yang salah dengannya?

Setelah saya amati,  benang kusut itu bukan ada pada Kakang Z tetapi ada pada saya sebagai ibunya. Saya tidak menyadari saat Adik Z hadir mungkin saja perlakuan saya pada kakang mengalami pergeseran. Saya memegang mereka dengan dua tangan seorang diri, maka saya seakan berlomba dengan waktu. Berkejaran dengan kebutuhan kakang dan adik yang harus sama-sama dipenuhi.

Bukan, bukan saya tak paham teorinya. Bahkan saya dan Apap sudah sepakat bahwa kami akan selalu menjadikan kakang Z selalu di urutan pertama. Namun, ternyata perjalanannya tidak semulus yang kami kira. Ada hal-hal yang saya curigai menjadi penyebab kemunduran kemandirian pada anak berdasarkan pengamatan saya pada kakang Z diantaranya:

1. Tidak memberikan kepercayaan

Tanpa saya sadari saya selalu mematahkan rasa kepercayaan dirinya. Saya seakan tak percaya melihat ia menyendokkan satu per satu suapan ke mulutnya. Segera saya ambil alih sendok, lalu mulai menyuapinya.

2. Kurang sabar

Saya pun mulai meneror kakang Z yang tengah buang air kecil, "Ayo dong Kang, cepat..cepat!"

Dengan cekatan saya memasukkan celananya kembali padahal ia tengah berupaya. Ya, dia sudah bisa melakukannya. Namun, entah mengapa saya menjadi seakan tergesa-gesa 😔

3. Tidak mendapatkan kesempatan

Di waktu lainnya tanpa bertanya saya kembali segera membersihkan kakang Z setelah buang air besar. Sehingga pada akhirnya ia merasa tak diberikan kesempatan. Ketika saya memintanya melakukan sendiri dia hanya berkata, "Kakang maunya sama Amam aja ah!".

4. Kehadiran adik baru

Ini saya simpan menjadi penyebab paling akhir. Karena saya yakin Allah selalu berikan kebaikan antara kakak beradik ini jauh sebelum adik lahir. Fitrah kasih sayang yang terdapat dalam diri Kakang Z pun menunjukkan hal yang luar biasa pada adiknya. Kakang Z beradaptasi dengan cepat, walau belum banyak paham ia memiliki keleluasaan hati menerima kehadiran adik baru. 

Namun, tentu saja ia melihat saya sigap melayani adik Z dalam memenuhi setiap kebutuhannya. Ini yang saya anggap ia merasa ingin diperlakukan serupa. Ingin dimandikan, ingin disuapi, merasa selalu ingin dilayani.

Dalam masa perenungan saya merasa buruk, sempat merasa kecewa pada diri sendiri. Upaya yang telah dibangun terdahulu agar Kakang Z mandiri seakan saat ini mengalami kemunduran. Dalam pikiran saya hanya ada keinginan semua serba ringkas, serba cepat. Namun ini malah berdampak tidak baik bagi proses perkembangan kemandirian Kakang.

Takkan ada solusi jika saya tak segera mengakhiri, ketika saya telah mengetahui akar masalah yang terjadi maka saya coba untuk mengurainya kembali.

Saya mulai memberikan kepercayaan lagi kepadanya. Seakan memberi kesempatan untuk kali kedua, tanpa Kakang Z sadari ia menerima pola yang kini saya mulai bangun kembali.

Untuk menjaga kelekatan kembali saya selalu berupaya menghadirkan jiwa dan raga untuk Kakang Z terutama disaat adik Z tidur. Satu jam yang paling efektif untuk melakukan permainan terstruktur seakan mengobati rindunya. Dan memberikan sugesti positif seraya memberikan sentuhan kasih sayang ketika menjelang tidur. 

Disisi lainnya saya merasa sangat beruntung, mengetahui apa yang terjadi pada Kakang Z jauh lebih cepat. Sehingga dapat mulai memperbaikinya satu per satu. Memperbaiki penanganan saya padanya sebagai ibunya, memperbaiki cara saya memperlakukannya sebagaimana yang telah kami lakukan dulu. Saya yakin Kakang Z dapat melewati jauh lebih mudah. 

Jauh lebih buruk kemunduran kemandirian pada anak lainnya dapat menunjukkan perilaku seperti sulit mengutarakan keinginan, mengalami tantrum, kerap merengek atau berbicara tetapi kita sulit memahami. Mereka merasa tidak aman akan suatu hal kemudian melakukan perilaku untuk menarik perhatian orang dewasa disekitarnya. Beruntung ini tidak sampai terjadi pada kakang Z.

Kemunduran perilaku ini normal, tapi perlu ditangani. Setiap anak akan mengalami kemunduran perilaku di satu titik selama periode balita. Cara terbaik adalah bersikap rileks, mengabaikan perilaku yang negatif, sering memuji efektif, dan mencari akar masalahnya. 

Percaya saja, memberi saja. Prinsip yang saya pegang dahulu harus saya bangun kembali, walau ada konsekuensi dalam setiap tindakan. Dapat memakan waktu lama ketika saya membiarkan kakang Z makan sendiri, buang air kecil hingga bersuci kembali bonus mengganti baju setiap keluar dari kamar mandi untuk kesekian kali.

Namun, hal tersebut jauh lebih melegakan hati. Lambat laun kakang Z  berproses untuk mengatasi segala sesuatu dengan dirinya sendiri. Bersama kisah ini saya dan kakang Z menjadi dua manusia yang senantiasa bertumbuh menjadi versi terbaik diri kami sebagai seorang ibu dan anak.



2 komentar

  1. Nice mba. Jadi mengoreksi diri sendiri jg. Sulungku susah mengutarakan keinginannya. Seringnya pake kode2 gt. Kayak takut salah gt. Huhu. Mngkn cara komunikasi ku terlalu mendikte ya. Jd dia takut salah. Padahal aq selalu memberikannya pilihan. Tapi dia kayak takut salah gt milihnya. Huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huhu..aku juga nyesek pas nulisnya mbak, kalo kaya gitu..bisa aja ada yang miss juga di si kakak mbak, bisa ditelusuri dulu penyebabnya. Kalo aku biasa bilang" gpp Amam suka kakang berkata jujur, ayo cerita ada apa"

      Kalimat yang masih efektif kalo Zikri kenapa2 bs bercerita mbak Semangat 💪

      Hapus