Pra Bunda Sayang : Istana Pasir


Bismillahirrahmanirrahim..
Alhamdulillah setelah menunggu setahun lebih dari kelas Matrikulasi selesai, akhirnya pekan ini saya resmi menjadi mahasiswi kembali dalam perkuliahan kelas Bunda Sayang (BunSay) Institut Ibu Profesional.

Kelas yang dinanti-nanti karena pada awalnya tidak berpikir akan selama ini jedanya. Belum apa-apa pada awalnya saya sempat ragu, entah mengapa. Namun selftalk negatif sempat merajai kemampuan sendiri. 
Mampukah saya melewati perjalanan yang terhitung hampir 15 bulan lamanya?
Siapkah menjalankan semua prosesnya?

Tak ingin berlama dalam pikiran buruk sendiri, kemudian mencoba berdiskusi dengan partner terbaik (baca : suami).
"Coba diingat baik-baik tujuan awal Amam masuk IP untuk apa? Kalau tidak mengambil kelas Bunda Sayang sekarang, Apap rasa Amam telah melewatkan kesempatan dan lupa pada tujuan." Dua kalimat yang nancep sampai hati terdalam membuat saya kembali merenung dan menguatkan strong why. Oke, Bismillahirrahmanirrahim..saya mantap mendaftarkan diri menuju kelas Bunda Sayang.

Setelah resmi menjadi mahasiswi, dalam perkenalan pra Bunsay pekan ini kami diajak mengarungi perjalanan ke Pulau Cahaya. Banyak wahana yang dapat kita mainkan, hingga bertemu dengan gerbang pintu masuk menuju istana pasir yang uniknya dapat kita rancang sendiri.

Sebelum memasuki rancangan istana pasir versi saya, saya akan memaparkan strong why saya berada di kelas BunSay ini. Sebagai upaya pencegahan apabila mengalami penurunan semangat atau kehilangan arah tujuan ketika dalam perjalanannya.


Setelah menggali strong why, saya mencoba memaknai ibu profesional bagi saya.


Lalu, bagaimana cara saya akan menjalani perkuliahan di kelas Bunda Sayang ini?

Diawali dengan meluruskan niat bahwa keberadaan saya disini adalah upaya menjadi ibu profesional sesuai pemaknaan diatas. Selalu meminta kepada Allah supaya dimudahkan dalam menuntut ilmunya. Memohon restu dari suami, memberi tahu kepada duo Z bahwasanya saya mengikuti perkuliahan kembali agar menjadi ibu yang lebih baik untuk mereka.
Mengisi jiwa dengan bahan bakar semangat dan konsisten dalam mengelola waktu.

Dalam perjalanannya mungkin tak akan selalu melalui jalan lurus namun diharapkan mampu selalu mengingat strong why kembali pada track yang benar.

Dengan gambaran detail peta belajar seperti berikut ini:


Peta petualangan berakhir dengan proses perjalanan pada pasca Bunsay. Menjadikan saya sebagai Chriesty versi terbaik tak berbatas.
Beriman : Menjadi lebih tenang, sabar serta syukur dalam hal apapun.
Berilmu : Lebih meningkatkan kualitas diri agar bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga serta lingkungan sekitar.
Bahagia : Menjalankan  semua amanah peran dan passion dengan hati yang gembira. 

Dengan mewujudkan Chriesty yang baru, berharap menjadi kunci membangun Istana Impian sesuai tagline keluarga kami yaitu Menjadi keluarga yang Berilmu, Mandiri, dan Berakhlakul Karimah.

Selain itu saya juga memberi simbol terhadap Ibu Profesional kebanggaan keluarga versi terbaik saya layaknya MUTIARA yang tak mudah didapat. Namun, jika kita telah memperolehnya akan senantiasa bersinar memancarkan aura khas bagi siapapun juga. Senantiasa memendarkan cahaya kebermanfaatan serta menginspirasi dimanapun dia berada.


Demikian proses perjalanan menuju Istana Impian. Mohon doakan saya tetap istiqamah menjalani kelas Bunsay kedepan. Semangat untuk kita, para ibu yang senantiasa memantaskan diri untuk menjadi kebanggaan keluargađź’–

01 Agustus 2020
Chriesty Anggraeni
-IP Tangsel-

Tidak ada komentar