Tiga Anjuran Yang Perlu Dilakukan Apabila Ibu Menyusui Berpuasa


Dokpri

Beberapa waktu lalu saya mengikuti kuliah Whatsapp mengenai puasa dan menyusui bersama dr. Diana Sari, IBCLC. Beliau merupakan seorang konselor ASI juga.
Berikut pemaparan beliau yang saya kemas seperti dibawah ini.

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menghilangkan pada musafir separuh shalat. Allah pun menghilangkan puasa pada musafir, wanita hamil dan wanita menyusui.” 
(HR. Ahmad)

Dalam hadis ini belum ada ketetapan penelitian tentang ASI.
Namun saat ini telah dijelaskan melalui bukti ilmiah tentang mengapa ibu menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa.

Dalam penelitiannya puasa tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
Puasa juga tidak memengaruhi kualitas nutrisi makro (karbohidrat, lemak, protein) ASI, sehingga tidak atau kecil sekali memengaruhi kenaikan berat badan bayi.

Namun, penelitian lainnya mengatakan bahwa puasa memengaruhi kandungan nutrisi mikro yang akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi tersebut.
Sehingga dengan adanya penelitian ini, ibu menyusui boleh tidak berpuasa saat Ramadhan.
Terutama apabila menyangkut keselamatan ibu dan bayi tersebut.

Saat ibu menyusui berpuasa keadaanya seperti dibawah ini.
1. Menyusui membakar 500 kalori extra (tergantung usia bayi).
2. Saat puasa, konsumsi kalori berkurang
3. Konsumsi kalori berkurang ditambah pembakaran kalori yang terus berjalan dapat menyebabkan ibu mengalami gejala hipoglikemi.

Gejala hipoglikemi itu sendiri seperti :
1. Badan lemas.
2. Keringat dingin
3. Terasa lemas, ingin pingsan
4. Mata kunang
5. Gejala dehidrasi

Selain itu memerhatikan kondisi bayi sangatlah penting, adapun tanda kegawatdaruratan pada bayi ialah :
1. Bayi menjadi rewel karena dehidrasi
2. Bayi dengan kenaikan berat badan tidak sesuai
3. Bahkan bayi menjadi sakit.

Kondisi diatas tentu dapat kita kembalikan kepada keadaan ibu dan bayi masing-masing.
Apabila tidak ada kendala, ibu dapat melanjutkan berpuasa.
Pastikan saja tidak ada gejala hipoglikemi maka ibu perlu melakukan hal seperti dibawah ini.

1. Makan tetap 3 kali dengan menu gizi seimbang
Puasa untuk ibu menyusui hanya tentang mengatur waktu makan.
Pola makan yang sesuai dengan isi piringku mengikuti jadwal berbuka satu kali, menjelang tidur satu kali dan di waktu sahur.

2. Pastikan minum cairan minimal dua liter
Asupan cairan sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi.
Mencegah dehidrasi selama berpuasa.

3. Pantau Keadaan Bayi
Hal ini berkaitan dengan kecukupan cairan pada bayi sehingga tidak muncul gejala dehidrasi. Dapat diukur dengan frekuensi buang air kecil.
Perlu diperhatikan tanda bahaya lainnya.

Bagian terpenting ketika ibu menyusui memutuskan untuk berpuasa ialah sikap Mindfullness yaitu merupakan kesadaran yang muncul ketika tujuan dan perhatian sudah ditetapkan tanpa penghakiman.
Hal ini erat kaitannya dengan mengenali sinyal-sinyal yang tampak saat ibu berpuasa.
Mengetahui tanda bahaya dan tidak mengabaikan demi menjaga kesehatan diantara keduanya.

Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar