5 Tantangan Ibu Menghadapi Masa Karantina Covid-19


Dalam keadaan negara yang tengah risau menghadapi Covid-19 ini, upaya pemerintah memberi arahan untuk mengisolasikan diri dilakukan oleh sekolah, jajaran instansi pemerintah bahkan beberapa perusahaan, merupakan suatu keputusan yang tepat.

Bentuk dukungan dari warga untuk upaya menyelamatkan diri serta masyarakat di sekitar dari ancaman virus Covid-19 ini yaitu dengan patuh agar tidak keluar rumah kecuali ada kepentingan yang sangat mendesak.

Source : Pinterest

Tagar #dirumahaja menjadi tranding, seolah masyarakatpun sepakat untuk mengambil peran.
Anak-anak belajar dari rumah, para suami mendapat dispensasi untuk WFH (Work From Home).

Uniknya, dalam menjalankan masa karantina tersebut muncul beberapa tantangan baru, khususnya bagi para ibu dirumah.
Ketika berbincang dengan beberapa teman yang notabene juga seorang ibu, mereka menemukan beragam tantangan yang dapat kita ulas seperti dibawah ini:

1. Menjadi guru kelas bagi anak-anaknya
Source : Pinterest

Upaya social distancing ini tentu saja bukan "libur" dalam arti sesungguhnya.
Hal ini dilakukan guna mencegah wabah terus menyebar.
Anak-anak yang dianjurkan belajar dari rumah membawa segudang pekerjaan rumah yang harus disusun sedemikian rupa. Beruntungnya teknologi memudahkan, mereka dapat menyerahkan tugas secara online kepada guru masing-masing.

Ya, memang cukup simple jika anak dirumah baru satu.
Namun, jika jumlah anak lebih dari satu, dengan tingkatan kelas yang berbeda, dan tugas yang beragam cukup membuat ibu sangat tertantang.

Kabar baiknya, dari kejadian ini para orang tua banyak mengapresiasi kerja keras seorang guru di sekolah, karena mendidik anak tentu tidak mudah.

2. Mengatasi kebosanan anak-anak
Source : Pinterest
Rutinitas harian anak-anak yang biasanya tidak jauh dari kegiatan bermain membuat anak lekas bosan saat ini.
Ibu menjadi dilema, jika anak diizinkan keluar rumah, khawatir bertemu teman-temannya.
Anak di rumah terus juga bisa mati gaya.

Untuk mengatasinya, mendadak ibu menjadi si kreatif. Segala amunisi dikeluarkan, bebikinan ini itu.
Mulai dari produktif membuat DIY mainan anak hingga sangat produktif urusan dapur.
Peralatan perang ia berdayakan guna menjauhkan anak dari kejenuhan #dirumahaja

3. Memberi pemahaman anak-anak bahwa papa tidak libur

Source : Pinterest

Bayangan indah saat papa ada dirumah agar dapat membantu mengerjakan tugas sekolah anak-anak perlu bergeser makna.
Nyatanya, papa pun sebenarnya tidak sedang berlibur. Aktifitasnya di kantor hanya dipindahkan ke rumah saja.
Walau raganya #dirumahaja tapi papa harus tetap mengerjakan tugas kantornya.

Memberikan pemahaman kepada anak ini yang cukup menantang untuk saya sendiri sebagai ibu.
Pasalnya saya belum memiliki anak sekolah, ini yang saya rasa paling relate dengan apa yang terjadi.

Apapnya dirumah, tentu saja anak-anak ingin selalu bermain dengan apap.
Berulang kali memberi pengertian bahwa apap sedang kerja tidak diterima kakang Z.
Kenapa apap kerja?
Kan kakang mau main sama apap!😆

Solusinya, saya harus banyak menawarkan permainan lain untuk menarik perhatian kakang Z.
Supaya apap bisa tetap fokus bekerja tanpa ada interupsi dari anak-anak.

4. Memasak tiada henti

Source : Pinterest
Tugas yang banyak dari sekolah dan kantor, dapat menghasilkan perut-perut yang lapar.
Selama masa karantina #dirumahaja ini, ibu pasti menjadi lebih sering ke dapur guna mempersiapkan kebutuhan perut suami dan anak-anak.

Kabar baiknya ini, ibu memegang kendali penuh terhadap asupan yang bergizi kepada anak-anak dan suami selama masa karantina ini.
Tubuh yang sehat perlu dijaga supaya tidak mudah terserah penyakit. Apalagi wabah yang ditakuti saat ini.

5. Membereskan Rumah Setiap Waktu

Soure : Pinterest
Pekerjaan ini yang seakan tiada henti, seluruh anggota keluarga ada dirumah. Secara otomatis penghuni rumah akan menggunakan fasilitas yang ada dirumah dengan semestinya.

Demi menjaga anak tetap berkegiatan aktif, prakarya yang disiapkan serta mainan yang menjadi alat pendukung tak pernah absen menemani sehari-hari.

Baru beres yang satu, pojok sana udah gak enak dipandang lagi.
Begitu saja seterusnya.
Sampai cerita salah satu ibu yang merasa empat belas hari ini lama sekali 😆

Dengan beragam tantangan yang mendadak menjangkiti para ibu dirumahi, tapi ini lebih baik daripada membiarkan anak-anak pergi sekolah dalam keadaan wabah seperti ini.

Melihat anak-anak 24/7 dirumah jauh lebih menentramkan hati. Walau prosesnya terkadang mendapat tantrum yang silih berganti.

Menjaga kenyamanan satu sama lain akan meningkatkan bonding keluarga.
Kerja sama yang dilakukan guna mengusir kebosanan menjadi cara berkomunikasi efektif dengan suami dan anak-anak.

Jadi yuk #dirumahaja, walau tampak sepele, dengan kita konsisten tetap di rumah minimal adalah upaya kita memutus rantai penyebaran virus ini.

Menyelamatkan diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar.
Anggap saja ini semua suatu ibadah.
Ibadah pada sosial untuk mengurangi pertumbuhan penyebaran virus Covid-19 ini.

Semoga semua ini segera berakhir. Allah jaga kita semua dalam kesehatan lahir maupun batin💖

Sabtu, 28 Maret 2020

2 komentar

  1. hwaaa para emak-emak itu super setrong ya mba! aku salut banget, dan memang benar bapak ibunya itu ga libur dan harus dampingi anak-anaknya SFH juga, semoga segera berlalu ya!

    BalasHapus
  2. Hai mbak Grandys terimakasih sudsh meninggalkan jejak. Aamiin, semoga semua kembali pada keadaan normal 😊

    BalasHapus