Pendidikan Seks Usia Dini, Tabu apa Perlu?

Source : Google

Beberapa waktu lalu terdengar berita dari luar negeri yang cukup mengejutkan.
Masyarakat dibuat teramat geram mendengar berita ini.
Menjadi serba gelisah dan cukup waswas.
Para orang tua harus selalu waspada, pasalnya tindakan asusila kini bukan hanya menyerang anak perempuan saja, anak lelaki pun bisa menjadi sasarannya.

Apa yang akan kita bahas kali ini?

Sesuatu yang saya anggap penting, terkait masalah yang perlu diperhatikan dan dikenalkan kepada anak sejak dini, yaitu mengenai pendidikan seks.

Janganlah melihat kasus-kasus besar, kasus yang terjadi pada siswa perempuan anak sekolah dasar ketika hendak membeli mainan yang harus dirakit dulu penjualnya. Anak itu memakai rok, tidak memakai celana dalam tambahan. Dan menunggu mainannya selesai dengan berjongkok.
Lalu apa yang terjadi?

Penjual mainan itu menikmati apa yang seharusnya tersembunyi, innalilahi.

Anak kecil itu memang terlalu polos untuk menyadari dirinya tengah dalam bahaya.
Ada penjahat yang tak ia sadari sedang mengintai.
Mungkin ia akan lebih mawas diri apabila sudah diberi bekal menjaga dirinya sendiri dari rumah.

Berangkat dari keinginan saya dan Apap akan pendidikan seks ini menjadikan bekal kehidupan anak-anak dimulai dari rumah.
Kami rasa ini salah satu bentuk tanggung jawab kami, ingin menyampaikan informasi kepada anak-anak secara tepat. Mengingat kejadian diluar saat ini banyak sekali yang membuat khawatir.

Selain upaya menjaga dirinya sendiri, pendidikan seks usia dini pun dapat menjadi benteng agar anak-anak tidak terpapar informasi yang keliru jika didapat dari sumber yang tidak tepat.
Penyampaiannya pun tentu saja disesuaikan dengan usia kakang Z saat ini.

Apa yang perlu dilakukan kita sebagai orang tua?

1. Menciptakan Suasana Terbuka
Salah satu rekomendasi buku orang tua

Cita-cita kami sebagai orang tua yang askable tidak serta merta datang dengan sendirinya.
Ini salah satu jalan kami sebelum anak-anak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang ajaib.
Belajar dan berlatih melalui beragam sumber serta buku seperti ini contohnya.
Buku lengkap dengan beragam kasus dengan penjelasan yang mudah disampaikan kembali apabila anak bertanya kemudian hari.

Anak pasti menginginkan orangtuanya menjadi teman yang asyik diajak berdiskusi.
Maka kami ingin menciptakan ruangan tersebut agar anak nyaman menceritakan segala permasalahannya.

Jika suatu hari anak bertanya, langkah dari panduan buku tersebut yaitu dengan mencoba menjawab anak dengan metode CALM.

C : Compliment / Puji 
Memberikan pujian terhadap keberanian pertanyaan yang ia ajukan.
Tidak lupa untuk mengklarifikasi pertanyaan tersebut dengan menggali apa yang telah ia ketahui.

A : Answer / Jawab
Jawablah dengan kalimat pendek dan simple. Jujur dan katakan yang sesungguhnya.

L : Listen / Dengar
Dengarkan bagaimana reaksi anak. Apakah ia cukup puas terhadap jawaban kita?

M : Monitor / Awasi
Awasi pembicaraan dan jika perlu buat keputusan untuk membuat pertanyaan lanjutan.

Sadari bahwa pertanyaan yang diajukan anak mungkin bukanlah sesuatu yang benar-benar ingin dia ketahui.

Rekomendasi buku bacaan anak

Kami sangat senang mendapat buku ini.
Mempermudah kami menyampaikan tentang pendidikan seksual dan cara agar anak menjaga dirinya.
Tanpa meninggalkan kesopanan, buku ini dikemas dalam cerita yang mudah dipahami anak.

Dari buku ini kakang Z jadi tahu bagian-bagian tubuh mana saja yang tak boleh disentuh oleh orang lain.
Very recommended ๐Ÿ‘

2. Menjaga Fitrah Seksualitas

Seks merupakan anugerah yang bukan hanya masalah perasaan atau dorongan biologis.
Lebih dari itu, ini tentang hubungan emosional dan masalah spiritual secara dalam. Jauhnya lagi, apabila dipahami seksualitas akan mendorong seseorang pada rasa syukur dan pertumbuhan diri yang bermakna.

Agar hal ini tetap terjaga dengan sehat perlunya peran orang tua untuk mendampingi anak mengembangkan sikap sehat mengenai seks itu sendiri.

• Upaya untuk saat ini kami mendorong kakang Z untuk menanamkan nilai seperti rasa saling menyayangi baik antara kami sebagai suami istri, begitu pula pada kakang Z sebagai anak.

• Kami pun menunjukkan sikap dan perilaku tanda sayang (bukan bermesraan) namun seperti berpelukan, berpegangan tangan serta ucapan lisan yang baik terhadap pasangan.
Berharap kakang Z belajar hubungan yang sehat antara amam dan apapnya dan merasa aman dengan lingkungan yang penuh rasa sayang.

• Mengajaknya untuk terus bersyukur terhadap tubuh dan jiwa yang sehat serta keluarga yang begitu menyayanginya.

• Mengatur media yang dapat cepat memberikan pengaruh seks terhadap anak supaya tetap dapat terkontrol dan tidak menjadi perantara negatif.

3. Mengenalkan Tubuh dan Fungsinya

Ini termasuk mengenalkan alat kelamin beserta nama sesungguhnya.
Awalnya kami mengenalkan kakang Z dengan sebutan penis pada alat kelaminnya.
Setelah membaca banyak referensi, kami lebih cocok menyebutnya dengan "kemaluan".
Demikian dalam agama pula disebutkan, bahwa disebut kemaluan dikarenakan kita akan malu apabila orang lain melihatnya.
Sungguh, penjelasan yang mudah dipahami anak.
Sekaligus menyampaikan pesan bahwa area tersebut terlarang diperlihatkan kepada orang lain.

Cerita lain datang ketika ia tak sengaja melihat kemaluan adik Z yang berbeda.
Muncul tanda tanya sebagai bentuk keingintahuan, apa itu?
Sederhana saja, kami menjawab perbedaan jenis kelamin antara kakang dan adik sehingga tentu saja kemaluannya pun berbeda. Alhamdulillah, setelah dipantau ia paham hal tersebut dengan tidak terus mencecar jawaban lain.

4. Memberikan Pemahaman Nilai Agama dan Norma

Selaras dengan penjelasan diatas selain mengenalkan bagian-bagian tubuh di usianya yang tiga tahun kakang Z kami berikan pula pemahaman dari mana saja batasan aurat untuk anak laki-laki.

Selain itu sebagaimana pun panasnya kota Tangerang Selatan saya tidak pernah hanya memakaikan kaus atau celana dalam saja pada kakang Z, walaupun mungkin dia seorang laki-laki.
Bagian atas tubuhnya bukan area terlarang dilihat orang.
Namun, ini erat kaitannya dengan norma dan kebiasaan.
Saya tidak ingin membiasakan hal tersebut karena dirasa kurang elok, serta dianggap tidak sopan apabila kita membuka pakaian apalagi di hadapan umum.

5. Memberikan Pemahaman Bahwa Dirinya Sangat Berharga

Tentu saja apa-apa yang ada padanya sangat istimewa.
Bukan hanya bagi kami, tidak tapi untuk dirinya sendiri.
Allah menciptakan segalanya dengan baik. Maka tidak boleh ada yang melihat apalagi menyentuhnya, serta mengenalkan rasa malu apabila bagian auratnya sampai terlihat.
Ini saya sampaikan dengan rasa syukurnya karena kami bahagia telah memilikinya.
Betapa tak ternilai ia bagi kami orang tuanya. Anugerah Allah yang perlu dijaga, maka dari itu ia pun perlu pandai menjaga dirinya.

6. Menyiapkan Anak Agar Mampu Menjaga Dirinya

Melalui buku-buku anak seperti diatas, sungguh memudahkan kami untuk memberi pesan kepada kakang Z agar mampu menjaga dirinya.
Ada empat bagian dalam tubuh anak laki-laki yang tidak boleh disentuh orang lain, seperti mulut, dada, kemaluan dan pantat.
Serta bagaimana ia harus bertindak apabila hal itu terjadi. Naudzubillah.

Selain itu kenalkan dengan nyanyian Sentuhan Boleh Sentuhan Tidak Boleh untuk memudahkan ia mengingat area pribadinya yang tidak boleh disentuh orang.

Hal ini penting dipahami anak, karena mungkin akan ada orang diluar sana berniat tidak baik.
Jadi anak perlu selalu waspada.

7. Memahami Peran Sesuai Jenis Kelamin

Penyimpanan seksual yang marak belakangan ini, dapat saja terjadi jika kita sejak awal tidak mengambil peranan tersebut dalam mendampingi anak menjaga fitrah seksualnya.

Anak-anak pada usia 5-6 tahun perlu dukungan dan model sesuai jenis kelaminnya.

Di rumah kakang Z sering melihat Amamnya melakukan pekerjaan rumah, tentu saja fitrah kebaikannya selalu muncul.
Ia ingin membantu ibunya mencuci piring, menyapu dan lainnya. Saya katakan ini tugas perempuan namun kakang Z perlu belajar supaya kelak bisa mandiri atau dapat membantu amam ketika badan amam mungkin tak kuat lagi.

Pada hari lain, kakang Z tak ragu mengikuti apap ketika hendak mencuci mobil atau mengecek kesehatan kendaraan kami di bengkel.

Hal ini disebabkan agar orang tua dapat memberikan contoh perilaku dan aktivitas yang pantas dilakukan sesuai dengan jenis kelaminnya.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Meskipun tidak memerlukan sesi khusus untuk saat ini, kakang Z belajar pendidikan seks ini dalam kejadian sehari-hari.

Apa seks itu?
Mengapa perempuan punya payudara?
Apakah puber itu?
Atau pornografi itu cerita apa?

Sebelum muncul rasa penasaran lebih besar dan pertanyaan lebih ajaib seperti diatas apabila kita menunda menyampaikannya.
Maka alangkah baiknya mengambil inisiatif untuk membicarakan masalah seks pada anak sejak dini akan menekan resiko ketika remaja ia memperoleh pelajaran itu dari luar.

Dengan pemaparan diatas, apakah pendidikan seks dianggap perlu atau tabu?

Jika kami sangat memerlukan untuk sama-sama belajar tentang hal ini.
Mungkin tidak semua berpendapat sama.
Semua kembali kepada prinsip dan visi misi dalam setiap keluarga.
Bagaimana menyikapi fitrah seksualitas pada anak serta cara kita mendampinginya agar tetap bertumbuh dan terjaga dengan sebaik-baiknya๐Ÿ’–


13 komentar

  1. Terima kasih infonya. Aq sebenanrnya masih agak tabu klo menjelaskan area tsb ke anak aku. Tapi mungkin dengan penggunaan "kemaluan" akan lebih mudah diterima ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mom jika sudah terbiasa gak akan kerasa aneh ko, penyebutan kemaluan bagi kami dirasa paling pas. Mungkin jika ada yg masih sebut penis atau vagina lebih baik lagi :)

      Hapus
  2. Ini penting banget ya , supaya mawas diri. Tq for tulisan yang bagus ini mom

    BalasHapus
  3. Artikelnya bermanfaat sekali, makasih juga rekomendasi buku"nya kebetulan lg nyari jg

    BalasHapus
  4. Terima kasih infonya sangat membantu untuk orang tua baru seperti ku.. ๐Ÿ’œ๐Ÿ’œ

    BalasHapus
  5. Super mom artikelnya banyak mengandung ilmu baru buat saya..tq

    BalasHapus
  6. Udah ga jaman ya tabu. Sex edu memang penting

    BalasHapus
  7. Ini penting banget buat anak2 tau mana yg boleh dan gak, udah serem nih jaman skrg

    BalasHapus