Menciptakan Lingkungan Rumah Yang Aman Bagi Anak

Source : Pinterest

Dalam mengasuh dan mendidik anak-anak tentu saja bukan hanya menyangkut kebutuhan jasmani, namun juga rasa aman terhadap lingkungan sekitar perlu menjadi perhatian yang mendasar.

Apakah kita seringkali waswas apabila anak keluar pagar rumah?
Seakan bahaya mengancam apabila ia tak berada dirumah.
Namun tahukah Ayah Bunda bahwa ancaman bahaya terhadap anak bisa saja terjadi dari dalam rumah?

Melalui kuliah Whatsapp  bersama SafeKids Indonesia (SKI) saya mendapatkan sesuatu yang baru dan semua data saya rangkum disini hasil kuliah Whatsapp.

Siapa SafeKids Indonesia (SKI)?

SafeKids Indonesia (SKI) adalah sebuah gerakan nirlaba berbasis komunitas yang diinisiasi pada tahun 2015 oleh Mas Wahyu S Minarto (Paman Billie) dan teman-temannya.

Berawal dari keresahan akan kondisi budaya keselamatan bangsa yang lemah dan banyaknya kecelakaan yang melibatkan anak sebagai korban, SKI berfokus kepada isu parenting yang berkaitan dengan keselamatan anak dan keluarga, khususnya di sisi preventif.

Visi SKI
"Menciptakan lingkungan yang aman, selamat, bebas cidera, sehat dan ramah bagi anak Indonesia"

Targetnya adalah memberikan kesadaran dan edukasi kepada guru, anak-anak dan orangtua itu sendiri.
Dengan menyampaikan melalui berbagai bentuk kegiatan seperti seminar,  workshop, school visit, company visit, Online Discussion dan sebagainya.

Apa saja bahaya dan risiko di rumah?
1. Bahaya listrik
2. Air
3. Tersandung, terpeleset, terjatuh
4. Benda tajam
5. Tersedak, tertelan
6. Bahan beracun berbahaya
7. Terkena benda yang tidak pada tempatnya
8. Terjepit pintu
9. Alam dan lainnya.

Setelah mengetahui risiko dan bahaya yang ada dirumah ada baiknya kita mengambil langkah dengan metode ANAK.
1. Amati bahayanya
Mana saja yang perlu dihindari dari anak
2. Nilai resikonya
Mengetahui seberapa besar ancaman bahaya tersebut terhadap anak, misal di rumah ada kolam renang.
3. Ambil tindakan
Supaya tidak mengambil resiko, maka perlunya kita bertindak untuk lebih mawas diri seperti mengikuti pelatihan CPR atau kursus berenang.
4. Komunikasikan dengan anak
Jika setiap anak sudah mengerti safety, kita dapat membayangkan dua dasawarsa lagi safety culture Indonesia akan jauh lebih baik.

Bagaimana jika anak belum paham komunikasi efektif?

Komunikasi dalam bentuk verbal tetap dilakukan sebagai bentuk pembiasaan, tetapi tidak dapat diharapkan hasilnya sangat efektif.
Dalam pikiran anak, konsep 'berbahaya' itu abstrak. Karena berbahaya itu tidak dapat dilihat.
Akan sulit apalagi untuk anak visual.

Pada kakang Z terdahulu, saya beri tahu sesuatu yang bersifat bahaya dengan akibat yang akan ia alami.
Bahwa nanti jika ia dekat listrik bisa tersengat dan menimbulkan rasa nyeri.

Mulailah berbicara perlahan, dan ingatkan terus menerus.
Hal ini akan membantunya menjaga keselamatan jiwanya sendiri untuk meminimalisir kecelakaan serta membangun karakter anak dengan mudah diberi nasihat dan disiplin terhadap suatu aturan.

Cara Membangun Safety Culture Pada Anak

Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak tidak perlu kita berpikir ekstrem untuk selalu membungkusnya dengan selimut yang tebal supaya terhindar bahaya.

Mari kita adaptasi dari 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) yang dibuat menjadi 5R

Ringkas
Rapi
Resik
Rawat
Rajin

1. Ringkas
Gaya hidup decluttering yang tengah banyak digandrungi orang tua milenial saat ini.
Mereka sibuk tentang memisahkan atau memilah barang.
Memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari rumah.
Baiknya ini dapat mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpannya supaya dapat mudah diakses oleh kita.

2. Rapi
Ini jelas ya.
Mudahnya menempatkan barang pada tempatnya.
Kalaupun anak bermain, berantakan lagi ya semangat rapikan kembali menghindari anak

3. Resik itu bersih.
Memastikan seluruh rumah dalam keadaan bersih, lantai tidak licin agar tidak khawatir anak terkena hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Rawat itu ya maintenance.
Merawat barang dan perabotan rumah kita agar selalu sesuai fungsi.

5. Rajin
Memastikan seluruh 4R di atas dilakukan secara rutin dan sadar akan manfaatnya.

Sekilas mungkin kita berpikir, apa hubungannya itu semua dengan safety?
Tapi sesungguhnya ini menimbulkan korelasi.
Terkadang kita menilai safety itu sudah dilakukan,  karena terlalu jauh memikirkannya.

Padahal kita bisa mulai dari yang sederhana
yaitu kebersihan dari dalam rumah, kerapihan, dan mengatur barang-barang ada pada tempatnya.
Menempatkan barang yang berbahaya jauh dari jangkauan anak.

Dengan demikian suasana aman dan nyaman dari dalam rumah dapat dirasakan anak.
Anak tahu batasan bermain aman untuknya dan bagian mana saja yang tidak boleh ia sentuh karena mengancam keselamatannya.

Semoga bermanfaat 💖


IG @safekidsindo
FB SafeKids Indonesia
https://safekidsindonesia.wordpress.com

Tidak ada komentar